Langsung ke konten utama

Postingan

Polemik Laki-Laki & Perempuan

  Kapitalisme yang disponsori oleh Neoliberalisme membuat rakyat harus banting-tulang memenuhi kebutuhan yang seharusnya difasilitasi oleh publik. Sebut saja sekolah/pendidikan, kesehatan, dan akses-akses lainnya. Ditambah lagi tingginya pajak (yang dijadikan simbol pertumbuhan ekonomi) membuat kebutuhan pokok sehari-hari semakin mencekik. Tidak sebanding dengan kenaikan pajak-pajak itu, yang ternyata hanyalah angka tanpa kontribusi yang berarti kepada pembangunan, kecuali pembangunan orang-orang yang sudah kaya agar semakin kaya. Imbasnya apa? Harga rumah mahal. Harga makanan sehari-hari pun mahal. Tanpa membawa-bawa tendensi sebagian dari kita yang lebih suka barang-barang branded , bahkan ketika kita tidak neko-neko pun yang penting bisa 'bertahan hidup' saja, itu sudah menjadi sesuatu yang berat. Tak terkecuali kehidupan suami-istri yang penuh dengan huru-hara terkait ekonomi. Saya yakin patriarki itu ada, tapi saya tidak melihat keluarga saya dominan dalam patriarki, bahka...
Postingan terbaru

Dear Husband, Everywhere is A Dying City

I understand why overthinking is a bad habit, not just a psychological issue, sometimes it can even lead to sins — lots of them. But we live in a dying city, although just like in everywhere else. It's so tiring to see such a fast-paced world. No rest, no emotion, people race to reach higher places... Although how high is high enough? I don't know. I'm dreaming of a simple and unsophisticated life. Anyway in the surah Quraish, a blessed person has enough to eat and is safe against fear. No Ferrari, no 4-storey house, no Gucci... Just a simple meal and protection. And yes, that's true... How much can you eat before your stomach exploded?  We don't need a lot... We just need simple things... الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4) But today, even food and security is a privilege, so are housing, clothing, healthcare, and education. Indeed, we live in a crossroad of ideologies. This world — that's dying — has developed Capitalism to its finest. ...

Membedah Baqa' dalam Diri

Manusia fitrahnya memang dilengkapi dengan naluri-naluri ( gharaiz ( plural ), gharizah ( singular )). Yang pertama ada naluri ingin menyembah sesuatu ( gharizah tadayyun ), kemudian naluri ingin mencintai ( gharizah nau' ), dan terakhir naluri mempertahankan diri ( baqa' ). Bagi orang yang pernah membaca kitab ulama kontemporer, Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani pasti aware  dengan naluri alamiah manusia ini. Mempunyai naluri itu tidak dosa, karena mau bagaimana lagi? Itu sudah karakter alami manusia. Jadi, pahala dan dosa hanya berlaku dalam konteks bagaimana cara manusia memuaskan naluri itu, dengan cara-cara yang halal kah atau haram? Sepertinya dalam analisis saya terhadap diri sendiri, naluri saya yang paling dominan adalah baqa' . Ego saya sangat keras dan tinggi, dan jika tidak didudukkan saya tahu saya sangat berpotensi membuat dosa karena hal itu suatu hari nanti. Kemudian akhir-akhir ini saya kembali berada di persimpangan jalan dimana gharizah baqa'  saya tersent...

The Most Exhausting Time of Life

On the road home this evening, I saw some stupid motorcycle driver ran toward an Aqua truck which - obviously - in the position of turning right and apparently just waiting for the right moment to enter its warehouse yard. What I meant by the 'right moment' was the moment where people, especially motorbike drivers gave it a chance to finish its business, instead of kept driving between the empty space of the truck and its yard. Alas, that motorcycle crashed into that truck and found its poor fate. Although it's a good thing its driver and passenger were still alive, I presumed. Honestly, sometimes I was that stupid driver. Time is trying to catch me, on the road, I need to finish it quick before boredom and sleepiness swallows me away. On the long, unexciting road to the office, I'm trying to fight my exhaustion. The only part that made me feel good every day on the road to office was this tiny road path filled with trees on both sides. Now it's filled with construc...

The Harbor is As Important As The Sea

Dear Allah, I'm currently in need of a protector in the form of human. I always portrayed myself as a wanderer whale, whereas I'm actually nothing but a seagull. I want not only the sea, but the lean harbor to stay and sunbathe 'till the next sea adventure come, and to be back to that harbor whenever I'm tired. I live in fear everyday. I need people around me to support this idea, but unlucky circumstances, perhaps, made their hearts stones. Therefore, can you please send me a home where I could express and fight for Thou? . Bogor, 1 January 2025 kucingmasjid_

A Brutal Society

 "Wanita berpendidikan tinggi memilih untuk childfree ", demikianlah intisari berbagai headline postingan medsos, mengutip pernyataan seorang pejabat perempuan dari Komnas Perempuan. Sebagai perempuan yang - alhamdulillah - mendapatkan privilege untuk mengenyam pendidikan tinggi , setelah membaca kalimat tersebut otak saya langsung berseru: "Masyarakat kita sudah gila!" Bukan, bukan untuk menyalahkan keputusan para saudari saya... Meskipun yah, bisa dibilang tidak sepakat juga ya. Namun, lebih ke arah mempertanyakan: kondisi kehidupan seperti apa yang menyebabkan para perempuan enggan memiliki anak. Baik, akan saya jelaskan dari sudut pandang saya sebagai perempuan yang berada di dalam demografi [perempuan, pendidikan tinggi] tersebut. . Saya berada di usia dua puluhan dengan latar belakang keluarga kelas menengah rentan miskin. Dalam artian, jika sedikit saja perhitungan keuangan keluarga meleset, harus ada suatu barang yang dijual agar kami tidak perlu beruta...

Dear Children, The World is Collapsing

Dear children, it's your mother writing. I don't know if I could meet you here in this world. If I were to die before meeting you, let us meet in His jannat . As a matter of fact, I haven't even met your father yet. And that also if he were to meet me, alive and thriving. Not dead. 'Cuz again, I'd meet you later in His jannat  - inshaAllah . It's just the opening and I know my letter to you sounds depressing, and you'd read more of it to the ending. It's October 2024 and I live in a saddening world. The society is collapsing. Sometimes in the middle of the night I wondered if I'd done bad things. Every minute, innocent children like you died unjustly, while I laughed out a joke with my colleagues. I dream about my future, to be married, to be rich, to learn more at graduate schools... while a lot of young adults like me, there, in the genocide-filled cities lost their parents, their family. Perhaps they couldn't even dream about the career path t...